Selasa, 12 Juli 2011

Pita kuning dipohon oak




ImageSeorang pria asal White Oak, Georgia, Amerika, menyia-nyiakan kebaikan istrinya yang cantik.  Dia sering pulang dini hari dalam keadaan mabuk, dan sering memukuli istri dan anak-anaknya.
Suatu malam ia memutuskan pergi ke New York, dengan berbekal uang yang dicuri dari tabungan istrinya.  Di New York, pria itu mencoba berbisnis bersama beberapa orang temannya.  Sambil berbisnis ia menikmati seks bebas, berjudi dan mabuk-mabukan.
Bulan dan tahun berlalu, dia sama sekali tidak memberi kabar tentang keberadaannya kepada keluarga yang ditinggalkan, sampai akhirnya ia bangkrut dan terlibat hutang.  Ia melakukan penipuan dengan menulis cek palsu.  Kemudian ia tertangkap dan dijerat hukuman penjara selama tiga tahun.
Menjelang akhir masa tahanan, ia mulai merindukan istri dan anak-anaknya.  Ia mengumpulkan keberaniannya dan menulis sepucuk surat kepada istrinya.  Di surat itu ia mengemukakan penyesalan dan kerinduannya untuk membina keluarga yang harmonis. “Sayang, engkau tidak perlu menungguku.  Namun jika engkau masih mau aku kembali, ikatkanlah sehelai pita kuning pada pohon ek yang ada di pusat kota.  Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning , tidak apa-apa.  Aku tidak akan turun dari bis dan akan terus ke Miami.  Aku berjanji tidak akan mengganggu kehidupanmu dan anak-anak...”  Itulah sekelumit isi suratnya.
Setelah dibebaskan, pria itu naik bis dengan tujuan kembali ke kampung halamannya.  Ia tidak tahu apakah istrinya sudah menerima suratnya dan mau memaafkannya atau tidak.  Di dalam bis ia bercerita dan meminta sopir bis untuk menjalankan bisnya perlahan-lahan saat memasuki pusat kota White Oak.
Saat bis memasuki White Oak, detak jantung pria itu berdebar sangat kencang, tubuhnya basah oleh keringat.  Tiba-tiba air matanya menetes tanpa henti saat melihat ratusan pita kuning bergantungan di sebuah pohon Ek.  Seluruh penumpang dalam bis yang juga sempat ikut tegang, bersorak.  Mereka sepakat mengantar pria yang disambut oleh kehangatan cinta istri dan anak-anaknya.  Saking terharunya, si sopir bis menelepon surat kabar New York Post untuk memuat kisah indah tersebut.  Yang tak kalah menariknya, seorang penulis lagu yang juga ada dalam bis itu, terinspirasi untuk menulis sebuah lagu.  Februari 1973, lagu berjudul “Tie a Yellow Ribbon Arround the Old Oak Tree” dirilis dan langsung menjadi hits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar